untukmu yang telah menjauh pergi

selamat tinggal

Diah Kintan P
3 min readFeb 2, 2022

Melupakanmu adalah sebuah hal yang berat untuk dilakukan. Melupakanmu adalah sesuatu yang luar biasa sulit untuk ditaklukkan, namun juga begitu sia-sia untuk dikerjakan. Karena setiap kali aku berusaha melupakanku, semua bagian dariku semakin memeluk erat kenangan-kenangan yang telah terlanjur tercipta. Kenangan-kenangan yang tidak mudah disingkarkan. Kenangan-kenangan yang bersembunyi di ingatan lain yang tidak berkaitan denganmu.

Akhir-akhir ini aku menyadari betapa tidak beruntungnya hidupku di laga romansa. Memang ketidakberuntungan itu sudah sejak lama berdatangan, dan untuk bertahun-tahun selalu berulang-ulang. Biasanya ada dua tipe ketidakberuntungan buatku dalam urusan cinta: mencintai orang yang salah dan mencintai orang yang tepat di waktu yang salah.

Saat kau meneleponku dan berkata bahwa kau tidak bisa melanjutkan hubungan kita yang membingungkan itu, aku segera paham apa maksudmu dan aku tahu bahwa satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah terus berjalan maju, seperti kamu yang terus berjalan meninggalkan semua yang terjadi saat kamu dan aku adalah kita. Sebagian dariku ingin mencegahmu, tapi memegang tanganmu saja aku tidak bisa. Dengan kepasrahan dan sisa-sisa akal sehatku, aku melepaskanmu.

Photo by Amine rock hoovr on Unsplash

Aku tidak bisa membuatmu bahagia, dan hal terakhir yang ingin kulakukan adalah membuatmu menderita dengan keberadaanku di hidupmu. Melepaskanmu mungkin bukanlah hal yang sulit, tapi menghapus bayang-bayangmu dari hidupku begitu menyakitkan. Seperti lirik dari salah satu lagu favoritku, “menghapusmu turut menghapus bagian-bagian dari diriku”.

Aku tidak tahu bagaimana aku bisa menghapus bayangmu jika aku selalu teringat biru matamu saat mendongakkan kepala ke langit. Jika aku selalu teringat malam yang kita habiskan bersama saat aku merasa sepi. Jika semua yang terjadi di antara kita terputar di kepalaku seperti adegan-adegan film dengan lagu latar yang menyedihkan. Tanpa kusadari air mata kadang bercucuran tiap kali aku teringat kamu. Bayang-bayangmu itu menjelma bayang-bayangku sendiri. Selalu mengikutiku di siang hari dan memelukku dengan erat di malam yang gelap, tidak pernah bisa disingkirkan.

Kehilanganmu sebagai seseorang yang ingin kuhabiskan waktu demi waktu bersama sudah sangat menyakitkan. Sekarang aku juga harus kehilangan seorang teman yang menemaniku dari hari ke hari untuk mendengarkan cerita-cerita yang membosakan. Banyak sekali cerita-cerita yang ingin aku bagikan padamu. Seperti cerita-cerita soal wawancara kerja yang melelahkan, soal pekerjaan baruku yang cukup menyenangkan, soal teman-temanku yang semua jauh dariku, atau bahkan soal rencanaku yang ingin mengunjungimu suatu saat nanti jika dunia sedikit lebih baik.

Aku ingin menceritakan banyak hal padamu, namun entah kapan tepatnya, aku mulai berpikir bahwa lenyap dari hidupmu sepenuhnya adalah hal yang terbaik yang bisa aku lakukan untukmu juga untukku. Aku sempat berpikir jika aku berusaha keras untuk mendapatkanmu kembali, mungkin semesta akan mengabulkan permintaanku. Namun tampaknya akal sehatku telah kembali, aku akhirnya menyadari betapa sia-sianya hal itu. Aku juga sadar bahwa aku tidak akan bahagia melakukan hal bodoh semacam itu.

Sudah saatnya aku mengucapkan selamat tinggal padamu. Meskipun aku belum bisa menghapus kenangan tentangmu, walaupun aku belum bisa melepaskan bayangmu dari hidupku…

Selamat tinggal…

Karanganyar, 2 February 2022

--

--

Diah Kintan P
Diah Kintan P

Written by Diah Kintan P

Turning the chaos inside my head into well-arranged words. Writing to keep my sanity.

Responses (1)