Mobil Jemputan

Diah Kintan P
1 min readMay 24, 2020

--

Ibu bilang aku akan pergi ke suatu tempat. Ia mengemasi baju di tas ransel berwarna pink, tas kesukaanku. Ibu bilang aku harus menjadi anak yang baik, tidak boleh nakal, harus mendengarkan kata-kata bapak ibu yang akan aku temui di tempat itu nanti. Aku tidak mengerti apa arti dari kata-kata itu. Aku ingin bermain dengan teman-temanku sore ini, tapi ibu bilang aku tidak boleh main karena mobil yang menjemputku akan segera datang. Ibu memakaikanku sesuatu yang disebutnya dengan masker. Dadaku sesak sekali, masker ini membuatku semakin sulit bernafas. Kata ibu aku sedang sakit, dan jika aku pergi ke tempat itu nanti dadaku akan tidak sesak lagi. Aku akan bisa bermain dengan teman-temanku lagi.

Mobil jemputanku datang tanpa suara. Mobil itu berwarna putih dan ada sedikit warna merah. Bu, mobil itu seperti pernah aku lihat di buku saat kita sedang belajar bersama ya bu? Kalau aku tidak salah mobil itu namanya mobil ambulan. Orang-orang berbaju putih itu datang memasuki rumah. Bu, kenapa aku tidak bisa melihat wajah mereka bu? Orang-orang ini betul orang baik kan bu? Mereka menggendongku, aku masuk ke dalam mobil. Aku mendengar suara tangis ibu, kenapa kau menangis? Ibu, ke mana aku akan pergi? Rasa takut membungkam mulutku. Aku terus memanggil namamu dalam diam.

Mobil jemputanku terus melaju, dari jendela mataku turut menyusuri jalanan asing yang tidak pernah aku lewati.

Hakone, 24 Mei 2020

--

--

Diah Kintan P
Diah Kintan P

Written by Diah Kintan P

Turning the chaos inside my head into well-arranged words. Writing to keep my sanity.

No responses yet