Melepas Malam
Aku tahu jika pagi datang menjemputmu, kita sama-sama harus kembali pulang. Kembali kepada kenyataan yang kita khianati malam ini. Ketika mata kita sama-sama terpejam, dan lenganmu melingkar erat di tubuhku. Ketika bibir kita saling bertaut, dan jemari kita menyusuri sudut-sudut yang belum pernah dijamahnya.
Malam ini, kita sama-sama berlari dari dunia yang terlampau kejam. Kita bangun mimpi-mimpi yang mesti hancur lebur pada sinar pertama mentari pagi. Bahagia-bahagia semu yang akan sirna dalam hitungan waktu yang teramat singkat. Bahagia yang akan digantikan hampa, hampa yang selalu datang tanpa pernah diminta.
Aku tidak akan berhenti menyukaimu, tidak pula akan kupedulikan berapa banyak kenyataan yang harus kukhianati.
Mungkin hanya malam ini saja, aku bisa memelukmu erat dan menghujankan beribu ciuman ke seluruh wajahmu. Mungkin hanya malam ini saja, aku bisa membohongi diriku sendiri dan menganggap kamu milikku seorang.
Beberapa jengkal menuju kehilangan, dan aku masih berharap kamu tetap tinggal. Dalam gelap malamku untuk menjadi secercah cahaya. Cahaya yang membuatku bertahan.
Waktu akan terus berlalu bersama hembusan angin dingin yang membekukan hati. Namun hangat tubuhmu yang mendekapku malam ini akan tetap tinggal dalam kenangan yang rapi tersimpan di ingatan terdalam.
Pagi datang, membawamu pergi dari pelukan. Tapi aku tahu, bayangmu akan kembali datang ketika mata ini terpejam. Lalu kamu akan kembali memelukku, dan kita akan saling mencinta, bersama merengkuh ketiadaan.
Yokohama, 14 Desember 2017