Last Day

Diah Kintan P
4 min readMay 31, 2020

--

Hari terakhir. Akhirnya selesai sudah proyek #MeiMenulis. Awalnya memang ini hanyalah proyek iseng, tapi ternyata saya bisa menyelesaikannya dengan niat. Akhir bulan April lalu setelah dirumahkan kurang lebih dua minggu, saya mulai merasa sangat tidak produktif. Sering begadang ternyata membuat saya suka memikirkan ide yang aneh-aneh.

Saya seringkali merasa ada beberapa hal yang menurut saya sangat kontradiktif dalam diri saya. Saya hampir selalu mengaku bahwa hobi saya adalah membaca dan menulis, tapi selama satu tahun terakhir buku yang saya baca dan tulisan saya bisa dihitung jari. Saya pernah mendengar tentang 30 hari menulis surat cinta, dan itulah yang menjadi inspirasi saya. Awalnya saya mau mengikuti format itu, tapi setelah dipikir-pikir menulis surat cinta untuk 30 hari itu pasti akan sulit sekali. Kalau benar-benar setiap surat cinta ditujukan untuk seseorang, jujur saja yang bisa saja surati tidak banyak, dan saya juga tidak punya banyak cinta.

Maka saya mengubah format dan menamainya “Mei Menulis”. Targetnya adalah satu tulisan untuk setiap harinya. Tujuannya? Supaya menulis lagi. Syukur-syukur kalau jadi tambah jago menyusun kata menjadi kalimat dan kalimat menjadi cerita. Tapi sejak awal saya bilang kepada diri sendiri, kalau nggak tambah jago ya seenggaknya bisa jadi penulis payah yang punya 31 tulisan di akhir proyek ini. Dan yang terpenting adalah belajar untuk berkomitmen, karena saya punya reputasi buruk untuk tidak menyelesaikan tulisan padahal sudah terlanjur mulai nulis.

Setiap hari saya menyelesaikan tulisan dan juga membagikannya ke akun twitter pribadi saya menjadi satu utas panjang. Setor tulisan setiap hari. Setelah susah payah memeras ide setiap harinya, di akhir #MeiMenulis telah terlahir 32 tulisan (termasuk unggahan terakhir hari ini). Satu pengakuan dosa, di pertengahan bulan saya menyisipkan satu cheat day karena hari itu benar-benar sedang malas hidup.

Di antara tigapuluh dua tulisan itu, saya ingin memilih lima tulisan yang paling saya sukai dan sedikit alasan mengapa saya menyukainya.

  1. Kekasihku, Maya
    Tulisan ini adalah tulisan di hari pertama saya memulai #MeiMenulis. Entah mengapa saya merasa tulisan ini terasa sangat tepat sebagai sebuah awal untuk proyek ini. Tidak ada yang terlalu spesial juga sebetulnya dari tulisan ini, tapi entah mengapa saya suka. Mungkin karena ini tulisan yang saya tulis dengan ide yang mengalir begitu saja. Saya juga menuliskannya dengan sangat ikhlas tanpa paksaan deadline.
  2. Malam yang Panjang
    Percaya tidak percaya tulisan ini memang betul kejadian nyata. Ada manusia-manusia betulan yang benar-benar ambil bagian di hidup saya di setiap ‘dia’ yang saya sebutkan. Meskipun jujur saja hari itu tidak menyenangkan menyenangkan amat untuk diingat, saya senang bisa mengabadikannya dalam sebuah cerita. Karena saya yakin sekali tanpa jejak itu saya akan lupa dalam kurun waktu dua tiga bulan yang akan datang.
  3. Selamat Ulang Tahun
    Alasan kenapa saya menyukai tulisan ini sangat sederhana. Teman saya berulangtahun, dan kami sudah hampir dua tahun terpisah jarak. Dia teman yang sangat baik dan selalu memberikan dukungan moral yang luar biasa dalam tiap-tiap fase hidup saya, terutama dalam momen-momen krusial dan juga setiap momen patah hati. Meskipun kecil, saya senang bisa menghadiahi dan merayakan ulang tahunnya dengan cara yang gue banget.
  4. Walking at Night: to be gone and forgotten
    Bisa dibilang ini pertama kalinya saya mengulas film, apalagi dalam bahasa Inggris. Tulisan ini juga merupakan tulisan terniat yang saya kerjakan dengan waktu pengerjaan yang lebih lama dibandingkan tulisan lainnya. Sudah lama juga saya tidak menulis sesuatu yang memerlukan sedikit riset. Jelas ini bukan ulasan film yang terbaik, tapi saya cukup bangga karena saya bisa belajar untuk menulis sesuatu yang baru dan di luar kebiasaan juga kemampuan saya.
  5. Surat untuk Ibu
    Lebaran tahun ini saya tidak bisa pulang ke rumah, lagi. Akhirnya saya menuliskan tulisan ini sambil menangis merindukan rumah dan keluarga. Setelah menulis saya juga benar-benar membagikan tautan ke ibu untuk dibaca. Sepertinya ini pertama kalinya saya meminta ibu untuk membaca tulisanku. Ibu bilang ia menangis setelah membacanya, kami memang sama-sama cengeng.

Memilih lima tulisan saja ternyata cukup sulit, karena di sepuluh hari terakhir saya merasa saya semakin terbiasa menulis dan saya merasa bisa menyampaikan ide dengan baik sehingga kualitas tulisan pun juga menjadi lebih baik. Jadi sebagai bonus saya mau menambahkan dua tulisan favorit saya: Badai dan Mimpi. Alasannya? Saya rasa saya suka kedua tulisan itu karena keduanya hanya separuh fiksi.

Saya memang menulis untuk diri sendiri, saya menuliskan apa saja ide yang ada di kepala, pikiran-pikiran yang mengganggu, atau kejadian yang tidak ingin saya lupakan. Saya ingin berterimakasih untuk siapapun yang telah menyempatkan mampir dan menghabiskan satu atau dua menitnya untuk membaca tulisan saya. Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mengapresiasi. Terima kasih untuk teman-teman yang sudah memberikan dukungan moral. Terima kasih untuk diri sendiri yang sudah mau berjuang menepati janji. Mungkin setelah ini saya bisa terus berkomitmen untuk menyempatkan menulis walaupun tidak setiap hari. Sekarang saatnya mengapresiasi diri sendiri dan beli sepatu baru!

Photo by Madeleine Kohler on Unsplash

This might be an end, but this is not the end. Just like the lyrics to my favorite song: every new beginning is some other beginning’s end.

Hakone, 31 Mei 2020

--

--

Diah Kintan P
Diah Kintan P

Written by Diah Kintan P

Turning the chaos inside my head into well-arranged words. Writing to keep my sanity.

No responses yet