Jalan-Jalan Pagi

Diah Kintan P
3 min readMay 29, 2020

--

Kemarin aku tidur sebelum tengah malam. Dengan alasan dan tujuan yang entah apa, badanku memutuskan untuk terbangun dini hari. Aku mengambil hapeku dan kulihat angka yang tertera di layar, 2:38. Aku lihat notifikasi, ada pesan masuk darinya. Dia sering sekali muncul dengan tiba-tiba begini, jangan-jangan dia tahu kalau aku memikirkannya semalaman. Ah, ini cuma kebetulan. Pesan masuk darinya ternyata membuat pikiranku tidak karuan.

Satu jam aku mencoba untuk kembali tidur, tapi ternyata usahaku sia-sia. Aku tetap terjaga satu jam setelahnya dan aku memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur. Aku menyalakan lampu, di luar langit sudah semakin terang. Aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan pagi ini. Aku siapkan kamera, aku siap untuk keluar.

bunga di tepi jalan

Bunga-bunga bermekaran di dekat apartemen tempatku tinggal. Aku selalu ingin mengambil gambar bunga-bunga itu tapi aku terlalu malas untuk mengganti lensa kamera. Aku selalu tertarik dengan bunga-bunga. Aku tidak tahu kenapa. Mungkin karena namaku Puspa.

bunga di bawah tangga

Aku selalu memperhatikan bunga-bunga setiap kali aku melewati jalan-jalan ini. Bunga-bunga yang masih bermekaran di penghujung musim semi, bunga-bunga yang telah berguguran menyatu dengan tanah, juga bunga-bunga yang tetap indah meski terabaikan seperti bunga-bunga yang bermekaran di bawah tangga salah satu apartemen itu.

Pagi ini, dengan kameraku aku melihat hal-hal yang selama ini terabaikan oleh mata telanjangku. Seperti bunga yang terlihat bagai burung bangau yang tumbuh di dekat supermarket yang selalu aku datangi.

Sengokuhara Suwa Shrine

Di daerah tempatku tinggal ada sebuah kuil, dari apartemenku jaraknya sekitar 10 menit berjalan kaki. Kuil itu terletak di atas bukit dan dikelilingi banyak pepohonan rimbun, tidak ada satu orang pun yang berkunjung pagi ini selain aku. Suasana begitu tenang, rasanya damai sekali berada di sini.

halte bus

Setelah mengunjungi kuil, aku berjalan menuju convenience store untuk membeli sarapan. Tidak banyak mobil yang lewat karena masih sangat pagi. Tidak ada pula orang yang menunggu di halte bus.

bangku taman yang kosong

Setelah membeli sarapan, aku berjalan menuju taman. Sepi, di sini juga tidak ada orang. Aku duduk dan membuka makanan yang aku beli. Aku mencoba menghubungi temanku dan ternyata dia sudah bangun. Aku meneleponnya, lalu aku makan sambil bercerita tentang banyak hal. Aku duduk-duduk di bangku taman kurang lebih satu jam. Lumayan, sekalian menyerap sinar matahari untuk mencukupi kebutuhan vitamin D.

Aku segera pulang setelah menyadari baterai hapeku akan segera habis. Aku terus berjalan tanpa menutup telepon. Diam-diam aku menikmati terlihat seperti orang gila karena seolah sedang berbicara sendiri. Aku juga menikmati bisa berbicara apa saja tanpa ada orang yang bisa memahami apa yang aku katakan.

Meski aku kurang tidur, aku senang sekali pagi ini. Masih bisa menikmati waktu yang tenang sendiri, masih bisa berbincang dengan seseorang yang bisa langsung memahami tanpa perlu dijelaskan macam-macam, juga bisa mengabadikan momen-momen dalam gambar.

Suatu saat nanti jika aku meninggalkan kota ini dan merindukannya, aku akan mengunjunginya kembali lewat foto-foto yang aku ambil tadi pagi, dan mungkin juga melalui tulisan ini.

Hakone, 29 Mei 2020

--

--

Diah Kintan P
Diah Kintan P

Written by Diah Kintan P

Turning the chaos inside my head into well-arranged words. Writing to keep my sanity.

No responses yet