Izinkan Aku Bersedih
Izinkan aku bersedih malam ini. Untuk alasan-alasan yang mungkin benar adanya, meski terdengar seperti dibuat-buat sebagai pembenaran belaka. Alasan-alasan yang aku temukan setelah terjaga sepanjang malam sambil terus menolak untuk mengatakan bahwa aku hanya merasa sedih saja, tanpa alasan.
Izinkan aku bersedih, untuk kenyataan bahwa aku merasa kecewa. Kegagalan adalah sebuah akhir yang pasti, dan aku kira dengan mengetahui kepastian aku tidak akan merasa kecewa. Ternyata aku salah.
Izinkan aku bersedih, atas kenyataan bahwa aku hanya seseorang yang akan menghilang dari hidupmu. Cepat atau lambat, semua akan berlalu. Dan kamu perlahan akan melupakanku, lalu kita saling menjauh, menapaki jalan takdir masing-masing.
Izinkan aku bersedih, karena kamu begitu baik, terlalu baik untuk kumiliki. Bagaimana bisa ada manusia sebaik kamu? Bagaimana kamu masih bisa menanggapiku setelah kebodohanku malam itu? Mungkin aku memang tidak ditakdirkan untuk bersama dengan orang sebaik dirimu.
Izinkan aku bersedih, untuk hal-hal yang mustahil terjadi di hidupku tidak peduli sekeras apapun aku berusaha. Untuk angan-angan yang selalu aku dambakan, yang tidak pernah ditakdirkan untukku.
Izinkan aku bersedih, atas penderitaan karena telah jatuh cinta kepada orang yang tidak bisa aku miliki.
Hakone, 20 Mei 2020