Casually Blogging #1

bagian ketiga

Diah Kintan P
3 min readMay 28, 2021

bagian kedua bisa diakses di sini

unexpected hanami

Di perjalanan kembali ke stasiun aku sengaja melewati daerah Odawara Castle karena aku ingat kalau di sana banyak pohon sakura yang ditanam sepanjang jalan. Di perjalanan ke kota aku melihat pohon-pohon sakura yang sudah mekar sempurna dari dalam bus, aku jadi ingin mengecek apakah bunga-bunga sakura di sekitar Odawara Castle sudah mekar. Benar saja, bunga-bunga bermekaran dengan begitu cantiknya di sepanjang jalan membentuk semacam terowongan. Saat-saat seperti ini memang Jepang terasa seperti suatu tempat yang ajaib, tidak nyata, rasanya seperti sedang berada di negeri dongeng.

sakura tunnel

Mekar sempurnanya bunga Sakura di musim semi jadi hal yang ditunggu-tunggu banyak orang. Di Jepang orang-orang juga begitu antusias dengan mekarnya bunga cantik ini hingga prediksi khusus untuk tanggal mekarnya bunga sakura selalu disiarkan setiap hari di awal-awal musim semi.

cherry blossoms forecast map via https://sakura.weathermap.jp/

Saat sedang mengambil foto-foto bunga sakura, tiba-tiba ada seorang ibu yang mengajakku ngobrol. “Tahun ini bunganya mekar dengan sangat bagus ya..” begitu sapanya tiba-tiba.
“Iya ya, tapi saya tahun lalu tidak sempat ke sini jadi tidak tahu pasti..”
“Oh ya? Mbaknya orang sini ya?”
Mampus, harus aku jawab apa pertanyaan ini. Masa iya aku mau ngaku-ngaku warga lokal.
“Saya tinggal di kota sebelah, di Hakone”, jawabku sekenanya.
“Bekerja ya?”
“Iya saya kerja di hotel”
Ibu itu lalu bercerita tentang kenalannya yang juga bekerja di Hakone, kenalannya ikut program pelatihan di Hakone tapi sudah pulang. Pulang ke Indonesia, ternyata kenalannya itu orang Indonesia.
“Oh ya? Saya juga orang Indonesia lho.”
Si ibu itu melihatku dengan mata yang tampak terkejut sekaligus bingung, aku juga ikut bingung dengan reaksinya. Memang kalau pakai masker mataku ini cukup menipu dan membuat orang-orang Jepang ini mengira aku salah satu dari mereka. Bukannya sombong, tapi biasanya walaupun sudah ngobrol mereka-mereka ini juga tidak sadar kalau aku orang asing. Mungkin karena aku tidak memiliki aksen yang mencolok ketika berbicara, entahlah. Aku lupa bagaimana akhir perjumpaanku dengan ibu itu, tapi kami berpisah begitu saja.

Aku kembali mengambil gambar bunga-bunga yang sedang bermekaran. Sambil melihat bunga-bunga itu aku berpikir, terkadang memang hal-hal terbaik yang terjadi di hidup ini datang secara tiba-tiba. Saat kita sama sekali tidak mengharapkannya. Apakah aku harus berhenti menunggu? Tidak, mungkin aku hanya perlu berhenti berharap.

Some of the best things come unexpectedly

Hakone, 28 Mei 2021

--

--

Diah Kintan P
Diah Kintan P

Written by Diah Kintan P

Turning the chaos inside my head into well-arranged words. Writing to keep my sanity.

No responses yet