Casually Blogging #1
bagian pertama
Karena sedang tidak ingin menulis yang “dibuat-buat”. Karena hanya ingin menuliskan apa yang ada di kepala saja.
(un)usual morning
Pagiku hari ini biasa-biasa saja. Aku tidak suka bangun pagi dan aku suka sekali tidur. Jadi wajar bila aku menggunakan waktuku di pagi hari untuk menambah jam tidur harian walaupun waktu tidur itu tidak terlalu berkualitas karena terus diganggu rentetan alarm yang berbunyi tiap 10–15 menit sekali. Aku punya kegiatan rutin yang aku lakukan setiap pagi; bangun, minum kopi, lalu mencuci muka dan bersiap-siap untuk keluar rumah alias bekerja. Sebagai akibat dari kegemaranku menghabiskan waktu di atas kasur, waktu untuk menjalankan rutinitas pagi itu selalu pendek; singkatnya aku selalu terburu-buru setiap pagi. Tapi hari ini terasa sedikit berbeda walau aku menjalani kegiatan yang kurang lebih sama.
Mulai hari ini aku ada libur tiga hari. Libur dua hari saja sudah menjadi berkah yang luar biasa, libur tiga hari kali ini adalah keajaiban. Mungkin bagi orang yang bekerja dari pukul 9 sampai 5, dari hari Senin sampai Jumat, libur dua hari di Sabtu dan Minggu itu adalah hal yang biasa. Tapi bagiku yang bekerja dengan sistem sif, libur dua hari itu sangat langka. Memang liburnya bagaimana? Jadi begini, katakanlah dalam seminggu ada libur 2 hari. Hari masuk dan libur dua hari itu akan berbeda setiap saat. Bisa jadi kali ini masuk dua hari lalu libur sehari, lalu masuk lagi empat hari. Lain kali mungkin aku akan masuk lima hari berturut-turut lalu libur dua hari. Semua tergantung dengan berapa banyak tamu yang datang dan berapa tenaga yang dibutuhkan untuk meng-cover pekerjaan di hari itu karena tidak semua orang punya skill set yang sama.
Sebetulnya liburku hari ini adalah libur on-call, alias bisa dipanggil ke kantor kalau diperlukan. Tapi dua hari yang lalu aku mengemis kepada atasanku supaya tetap diliburkan karena harus ke dokter gigi. Sejak seminggu yang lalu gigi geraham bungsu bawahku sakitnya minta ampun. Bahkan untuk makan saja aku harus minum obat anti nyeri. Antara sudah tidak bisa menahan sakitnya, atau sudah tidak tahan dengan diriku yang semakin moody karena kesakitan, juga karena sudah dinasehati semua orang di sekitar supaya segera periksa ke dokter gigi, setelah mengumpulkan keberanian dan energi untuk membuat janji dengan dokter dan semua tetek bengeknya, akhirnya aku membuat janji untuk ke dokter gigi hari ini.
Sebelum ke dokter gigi aku masih harus menunggu paket yang dua kali di antar ke rumah tapi belum kuterima karena selalu datang saat aku masih kerja. Di Jepang kalau paket datang saat kita tidak di rumah, bapak (kadang juga ibu) kurir akan memberikan semacam kertas pemberitahuan kalau dalam bahasa Jepang namanya fuzai renraku hyou 不在連絡票(undeliverable item notice). Di pemberitahuan itu dituliskan nama pengirim, nama penerima, detil barang, waktu barang dikirimkan, nama kurir serta nomor teleponnya, dan juga QR code untuk mengajukan permintaan pengiriman ulang di hari dan jam yang kita inginkan. Sayangnya untuk paket kali ini aku tidak bisa memilih jam berapa aku ingin paketnya diantar ulang jadi aku hanya bisa memilih harinya saja. Tapi kemarin malam aku mengecek ulang kertas pemberitahuan itu ada nomor warehouse (?) yang bisa dihubungi. Pagi ini aku mencoba peruntungan dan mencoba menanyakan apakah aku bisa request jam paket diantarkan. Dan setelah menelpon langsung, ternyata paket bisa dikirimkan sebelum jam 12.
Satu ‘masalah’ sudah terselesaikan, aku melanjutkan pagiku dengan ngopi dan nonton video-video di Youtube.
Sengokuhara, 30 Maret 2021
bagian selanjutnya bisa diakses di sini