Diah Kintan P
1 min readNov 26, 2020

Akhir adalah tujuan, dan semua akan terlupakan. Wajah-wajah, nama-nama, suara-suara, percakapan, pikiran, juga perasaan. Suatu saat nanti aku akan lupa bahwa pernah ada malam-malam yang membuatku terjaga, menciptakan hangat dalam dingin yang membelenggu, suara titik-titik air hujan yang menghantam jendela.

Suatu saat aku akan melupakanmu, begitu juga sebaliknya. Kita akan saling melupakan. Tapi menghapus satu sama lain dari hidup masing-masing bukanlah pilihan. Maka kita biarkan diam mengisi kekosongan. Sapa hanya ada untuk memastikan satu di antara kita tidak gila menghadapi dunia. Sisanya kita pasrahkan pada waktu yang katanya bisa menyembuhkan segalanya.

Bumi terus berputar pada porosnya. Aku masih terus mengulang kegiatan yang sama setiap hari. Dan kamu masih sekali dua kali mengunjungi kepalaku. Semua selalu sama, tapi aku tidak tahu apakah aku ingin ada sesuatu yang berbeda, atau apakah aku nyaman dengan apa yang ada. Perubahan itu selalu menakutkan. Walau membosankan, yang itu-itu saja terlanjur memberi kenyamanan.

Semua yang datang akan pergi.
Tapi membayangkan hidup tanpamu saja aku tidak berani.

Semua yang pernah tinggal akan terganti.
Tapi aku percaya akan selalu ada kamu walau hanya setitik memori.

Odawara, 26 November 2020

Diah Kintan P
Diah Kintan P

Written by Diah Kintan P

Turning the chaos inside my head into well-arranged words. Writing to keep my sanity.

No responses yet